Mark Hanusz saat mendemonstrasikan digital publishing |
Saya berkesempatan menghadiri presentasi
interaktif “Digital Publishing and Indonesia” di @america yang berlokasi di
Pacific Place lantai 3 Jakarta. Acara yang dilaksanakan pada Hari Rabu, 22 Februari 2012 pukul
19.00-20.20 WIB ini diisi oleh Mark Hanusz, penulis, penerbit, dan pendiri
Equinox publishing sejak tahun 1999. Buku pertamanya adalah "Kretek" yang terbit pada tahun 2000.
Berikut ini informasi
yang saya olah dari akun twitternya @america.
Seperti kita ketahui, bahwa penerbitan
digital telah mengubah proses penerbitan, percetakan dan pendistribusian ke
seluruh dunia. Dalam acara tersebut dibahas bagaimana buku yang diterbitkan di
Jakarta dapat dicetak ditempat lain di Indonesia, Australia, Inggris dan
Amerika. Dibahas pula perkembangan ebooks dan ibookstore.
Hanusz menjelaskan bahwa saat ini
ada dua jenis penerbitan. Penerbitan yang pertama adalah penerbitan tradisional,
yaitu mencetak dan mendistribusikan buku dlm bentuk fisik. Yang kedua adalah
penerbitan non-tradisional, yaitu mendistribusikan buku secara online.
Terdapat perbedaan perkembangan
penerbitan yang begitu mencolok antara penerbitan buku tradisional dengan penerbitan
buku non tradisional. Penerbitan buku tradisional mendominasi di tahun 2002
(87%). Kebalikannya di tahun 2010, penerbitan non tradisional mendominasi
sebesar 90%. Papar laki-laki kelahiran 26 Juli 1976 ini.
Keuntungan dari penerbitan non
tradisional adalah adanya print on demand atau POD. POD adalah cara menerbitkan
buku berdasarkan permintaan, dengan begitu tidak ada lagi stok buku yang memenuhi
gudang. Hanusz memperlihatkan cuplikan film yang menggambarkan banyaknya buku yang
telah dicetak dan harus disimpan di gudang karena belum ada permintaan.
POD
dikembangkan setelah dimulainya penerbitan digital. Dengan POD, percetakan menjadi
lebih ekonomis dibandingkan dengan percetakan tradisional. Saat ini Equinox memiliki 120 buku dengan sistem POD
dari 150 buku
yang dimiliki Equinox.
Indonesia adalah pasar yang belum dimanfaatkan dalam penerbitan digital. POD (print on demand) adalah cara
masa depan. Dengan POD membuat penerbitan layak dan terjangkau, karena
biayanya sangat rendah.